Kamis, 02 Februari 2012
JAKARTA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar proses peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua dipercepat. Bersamaan dengan itu upaya dialog dengan berbagai unsur di Papua juga akan dilakukan untuk mewujudkan Papua damai. Presiden menugaskan Wakil Presiden Boediono untuk mendialogkan masalah Papua.
Demikian diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi usai dialog tertutup antara Presiden Yudhoyono dengan Perwakilan Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PGGP) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (1/2). Presiden Yudhoyono, dikatakannya juga meminta agar upaya penurunan harga di Papua yang lebih tinggi dari daerah lain dapat segera dilakukan.
“Misalkan semen, pelayaran sedang dikonkritkan. Sekarang sedang dibuat kajian bagaimana membuat pabrik semen, kapal segera dibeli untuk memperlancar transportasi agar transpor tidak mahal,” kata Gamawan.
Dia menjabarkan upaya percepatan itu tidak hanya dilakukan pada pembangunan infrastruktur. Akan tetapi, juga pada sektor-sektor lain yang anggarannya akan diperjuangkan di DPR. “Misalnya pendidikan yang baik, tersedianya pelayanan kesehatan yang lebih luas pelayanannya yang bisa mensejahterakan rakyat Papua,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, pada pertemuan kemarin para perwakilan pastur-pastur menyampaikan masukan untuk mewujudkan Papua yang damai. Salah satu usulannya adalah dengan adanya dialog yang lebih intensif dengan berbagai unsur. Atas usulan tersebut, kata Gamawan, Presiden Yudhoyono menyambut baik dan menugaskan Wakil Presiden Boediono untuk terus mendialogkan kemajuan Papua.
“Jadi ada quicks win yang harus diwujudkan dalam waktu dekat ini di Papua. Di samping dialog-dialog, yang terus dikembangan berbagai unsur dan itu harus membuka diri seluas-luasnya untuk membuka dialog. Beliau menugaskan Wapres untuk memujudkan,” paparnya.
Aspirasi dari perwakilan pastur itu sendiri menyebut setidaknya terdapat Sembilan komponen yang mesti diajak berdialog. Mereka, di antaranya adalah orang asli Papua, gereja, kepala daerah, Majelis Rakyat Papua, ataupun unsur adat.
“Ada sembilan komponen yang bisa diajak dialog terus akhirnya tidak ada lagi masalah-masalah yang secara psikologis atau apa yang bisa menghambat hubungan-hubungan yang baik selama ini,” tandasnya. har/P-3
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/82528
Berkomentar
Kamis, 02 Februari 2012
JAKARTA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar proses peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua dipercepat. Bersamaan dengan itu upaya dialog dengan berbagai unsur di Papua juga akan dilakukan untuk mewujudkan Papua damai. Presiden menugaskan Wakil Presiden Boediono untuk mendialogkan masalah Papua.
Demikian diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi usai dialog tertutup antara Presiden Yudhoyono dengan Perwakilan Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PGGP) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (1/2). Presiden Yudhoyono, dikatakannya juga meminta agar upaya penurunan harga di Papua yang lebih tinggi dari daerah lain dapat segera dilakukan.
“Misalkan semen, pelayaran sedang dikonkritkan. Sekarang sedang dibuat kajian bagaimana membuat pabrik semen, kapal segera dibeli untuk memperlancar transportasi agar transpor tidak mahal,” kata Gamawan.
Dia menjabarkan upaya percepatan itu tidak hanya dilakukan pada pembangunan infrastruktur. Akan tetapi, juga pada sektor-sektor lain yang anggarannya akan diperjuangkan di DPR. “Misalnya pendidikan yang baik, tersedianya pelayanan kesehatan yang lebih luas pelayanannya yang bisa mensejahterakan rakyat Papua,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, pada pertemuan kemarin para perwakilan pastur-pastur menyampaikan masukan untuk mewujudkan Papua yang damai. Salah satu usulannya adalah dengan adanya dialog yang lebih intensif dengan berbagai unsur. Atas usulan tersebut, kata Gamawan, Presiden Yudhoyono menyambut baik dan menugaskan Wakil Presiden Boediono untuk terus mendialogkan kemajuan Papua.
“Jadi ada quicks win yang harus diwujudkan dalam waktu dekat ini di Papua. Di samping dialog-dialog, yang terus dikembangan berbagai unsur dan itu harus membuka diri seluas-luasnya untuk membuka dialog. Beliau menugaskan Wapres untuk memujudkan,” paparnya.
Aspirasi dari perwakilan pastur itu sendiri menyebut setidaknya terdapat Sembilan komponen yang mesti diajak berdialog. Mereka, di antaranya adalah orang asli Papua, gereja, kepala daerah, Majelis Rakyat Papua, ataupun unsur adat.
“Ada sembilan komponen yang bisa diajak dialog terus akhirnya tidak ada lagi masalah-masalah yang secara psikologis atau apa yang bisa menghambat hubungan-hubungan yang baik selama ini,” tandasnya. har/P-3
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/82528