Pertanian
Jakarta, Kompas – Organisasi Pangan dan Pertanian menyerukan perlunya peningkatan produksi pangan yang berkelanjutan dan berkeadilan serta mewujudkan sistem pangan dan pertanian yang lebih terbuka. Pendekatan baru diperlukan untuk mengakhiri kelaparan saat menghadapi melambungnya harga pangan dan kelangkaan sumber daya.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Graziano da Silva dalam siaran persnya kepada Kompas, akhir pekan lalu. Graziano da Silva menyampaikan hal itu dalam Konferensi Regional FAO Asia Pasifik di Hanoi, Vietnam. Ini merupakan pidato pertama Graziano da Silva sejak terpilih sebagai Dirjen FAO. Graziano da Silva adalah mantan Menteri Ketahanan Pangan Brasil.
Pidato pertama Graziano da Silva ini menandai pembukaan Konferensi Regional FAO Asia Pasifik. Lebih dari 300 delegasi dari 38 negara di kawasan Asia Pasifik menghadiri konferensi tersebut. Kawasan ini menjadi tempat bagi 578 juta penduduk yang menderita kelaparan dan kekurangan gizi, atau 62 persen dari penduduk dunia.
Konferensi tersebut berlangsung tanggal 12-16 Maret, yang dihadiri pengamat dari tujuh organisasi Perserikatan Bangsa- Bangsa, enam organisasi antarpemerintah, serta 28 kelompok masyarakat sipil, antara lain dari Singapura dan Brunei.
FAO menyerukan perlunya peningkatan produksi pangan yang berkelanjutan dan berkeadilan serta mewujudkan sistem pangan dan pertanian yang lebih terbuka.
Menurut perhitungan FAO, harga pangan dunia tetap pada posisi yang tinggi dan rentan. Bahkan, akan menyebabkan kelaparan dan kekurangan gizi, tingginya tingkat kemiskinan, disparitas dalam dan antarnegara akan makin tinggi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi bakal melambat.
Intensifikasi pertanian yang harmonis dengan kondisi lingkungan adalah inti dari upaya yang didorong oleh FAO.
”Tantangan global yang utama adalah untuk menekan kelaparan dan memperkuat ketahanan pangan,” kata Graziano da Silva.
Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dzung mengatakan, upaya menjamin ketahanan pangan dan mengurangi tingkat kemiskinan akan semakin sulit. Hal itu terutama di negara berkembang di wilayah Asia Pasifik, tempat 600 juta penduduk sedang kelaparan. (MAS)
sumber: http://cetak.kompas.com/read/2012/03/19/05270530/fao.sistem.pangan.harus.lebih.terbuka
Berkomentar
Pertanian
Jakarta, Kompas – Organisasi Pangan dan Pertanian menyerukan perlunya peningkatan produksi pangan yang berkelanjutan dan berkeadilan serta mewujudkan sistem pangan dan pertanian yang lebih terbuka. Pendekatan baru diperlukan untuk mengakhiri kelaparan saat menghadapi melambungnya harga pangan dan kelangkaan sumber daya.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Graziano da Silva dalam siaran persnya kepada Kompas, akhir pekan lalu. Graziano da Silva menyampaikan hal itu dalam Konferensi Regional FAO Asia Pasifik di Hanoi, Vietnam. Ini merupakan pidato pertama Graziano da Silva sejak terpilih sebagai Dirjen FAO. Graziano da Silva adalah mantan Menteri Ketahanan Pangan Brasil.
Pidato pertama Graziano da Silva ini menandai pembukaan Konferensi Regional FAO Asia Pasifik. Lebih dari 300 delegasi dari 38 negara di kawasan Asia Pasifik menghadiri konferensi tersebut. Kawasan ini menjadi tempat bagi 578 juta penduduk yang menderita kelaparan dan kekurangan gizi, atau 62 persen dari penduduk dunia.
Konferensi tersebut berlangsung tanggal 12-16 Maret, yang dihadiri pengamat dari tujuh organisasi Perserikatan Bangsa- Bangsa, enam organisasi antarpemerintah, serta 28 kelompok masyarakat sipil, antara lain dari Singapura dan Brunei.
FAO menyerukan perlunya peningkatan produksi pangan yang berkelanjutan dan berkeadilan serta mewujudkan sistem pangan dan pertanian yang lebih terbuka.
Menurut perhitungan FAO, harga pangan dunia tetap pada posisi yang tinggi dan rentan. Bahkan, akan menyebabkan kelaparan dan kekurangan gizi, tingginya tingkat kemiskinan, disparitas dalam dan antarnegara akan makin tinggi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi bakal melambat.
Intensifikasi pertanian yang harmonis dengan kondisi lingkungan adalah inti dari upaya yang didorong oleh FAO.
”Tantangan global yang utama adalah untuk menekan kelaparan dan memperkuat ketahanan pangan,” kata Graziano da Silva.
Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dzung mengatakan, upaya menjamin ketahanan pangan dan mengurangi tingkat kemiskinan akan semakin sulit. Hal itu terutama di negara berkembang di wilayah Asia Pasifik, tempat 600 juta penduduk sedang kelaparan. (MAS)
sumber: http://cetak.kompas.com/read/2012/03/19/05270530/fao.sistem.pangan.harus.lebih.terbuka