Selasa 01 Desember 2015 | 18:03 WIB
Laporan: Kristian Ginting
MONITORDAY.com, Jakarta – Front Mahasiswa Nasional mengecam keras penangkapan terhadap ratusan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua. Tindakan pembubaran terhadap mahasiswa ini disebut sebagai bentuk kekerasan dan pengekangan kebebasan terhadap rakyat Papua.
Menurut Rachmad Panjaitan, Ketua Umum FMN, aksi massa AMP se-Jawa dan Bali merupakan perayaan ekpresi identitas orang Papua. Dan itu dilakukan setiap 1 Desember. Namun, aksi massa ini berujung pembubaran paksa dan aparat kepolisian Polda Metro Jaya menangkap para mahasiswa Papua ini.
“Total yang ditangkap sebanyak 128 orang,” kata Rachmad melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa [1/12].
Sejak era Orde Baru yang dipimpin jenderal fasis Soeharto, kata Rachmad, rakyat Papua selalu mengalami kekerasan, penangkapan, rekayasa konflik SARA dan penembakan. Bahkan itu tetap terjadi di era Joko Widodo-Jusuf Kalla yang gembar-gembor soal penegakan hak asasi manusia. Rupanya itu hanya isapan jempol belaka.
Setahun ini, FMN mencatat berbagai kekerasan terjadi di Papua mulai dari penembakan anak remaja yang merayakan Natal pada Desember 2014, kasus Tolikara hingga penangkapan 128 mahasiswa Papua di Jakarta saat ini.
Rachmad mengatakan, pelanggaran HAM terhadap rakyat Papua yang dilanggengkan negara selama ini merupakan wujud fasisme dan anti-demokrasi pemerintahan Indonesia. Perjuangan rakyat Papua sangat berkaitan erat atas perjuangan mereka untuk mewujudkan sebuah keadilan, kesejahteraan di atas kekayaan alamnya yang selama ini dikuasai kepentingan semacam Amerika Serikat karena atas izin pemerintah.
FMN karena itu, kata Rachmad, menuntut Polda Metro Jaya dan Jokowi-Kalla agar segera membebaskan mahasiswa Papua tanpa syarat. Seluruh rakyat diimbau untuk bersolidaritas untuk membebaskan 128 mahasiswa itu. FMN juga mendukung penuh perjuangan rakyat Papua untuk menuntut keadilan dari negara serta melawan kejahatan perusahaan-perusahaan raksasa asing semacam PT Freeport.
http://www.monitorday.com/detail/20421/fmn-kecam-kekerasan-penangkapan-mahasiswa-papua-di-bundaran-hi/2
Berkomentar
Selasa 01 Desember 2015 | 18:03 WIB
Laporan: Kristian Ginting
MONITORDAY.com, Jakarta – Front Mahasiswa Nasional mengecam keras penangkapan terhadap ratusan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua. Tindakan pembubaran terhadap mahasiswa ini disebut sebagai bentuk kekerasan dan pengekangan kebebasan terhadap rakyat Papua.
Menurut Rachmad Panjaitan, Ketua Umum FMN, aksi massa AMP se-Jawa dan Bali merupakan perayaan ekpresi identitas orang Papua. Dan itu dilakukan setiap 1 Desember. Namun, aksi massa ini berujung pembubaran paksa dan aparat kepolisian Polda Metro Jaya menangkap para mahasiswa Papua ini.
“Total yang ditangkap sebanyak 128 orang,” kata Rachmad melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa [1/12].
Sejak era Orde Baru yang dipimpin jenderal fasis Soeharto, kata Rachmad, rakyat Papua selalu mengalami kekerasan, penangkapan, rekayasa konflik SARA dan penembakan. Bahkan itu tetap terjadi di era Joko Widodo-Jusuf Kalla yang gembar-gembor soal penegakan hak asasi manusia. Rupanya itu hanya isapan jempol belaka.
Setahun ini, FMN mencatat berbagai kekerasan terjadi di Papua mulai dari penembakan anak remaja yang merayakan Natal pada Desember 2014, kasus Tolikara hingga penangkapan 128 mahasiswa Papua di Jakarta saat ini.
Rachmad mengatakan, pelanggaran HAM terhadap rakyat Papua yang dilanggengkan negara selama ini merupakan wujud fasisme dan anti-demokrasi pemerintahan Indonesia. Perjuangan rakyat Papua sangat berkaitan erat atas perjuangan mereka untuk mewujudkan sebuah keadilan, kesejahteraan di atas kekayaan alamnya yang selama ini dikuasai kepentingan semacam Amerika Serikat karena atas izin pemerintah.
FMN karena itu, kata Rachmad, menuntut Polda Metro Jaya dan Jokowi-Kalla agar segera membebaskan mahasiswa Papua tanpa syarat. Seluruh rakyat diimbau untuk bersolidaritas untuk membebaskan 128 mahasiswa itu. FMN juga mendukung penuh perjuangan rakyat Papua untuk menuntut keadilan dari negara serta melawan kejahatan perusahaan-perusahaan raksasa asing semacam PT Freeport.
http://www.monitorday.com/detail/20421/fmn-kecam-kekerasan-penangkapan-mahasiswa-papua-di-bundaran-hi/2