Benny Mawel Jan 26, 2016
Jayapura, Jubi – Aktivis yang tergabung dalam Solidaritas Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia mendesak perusahaan kelapa Sawit PT Nabire Baru meningalkan tanah adat Suku Yerisiam Gua. Karena, kehadiran perusahaan mengancam eksistensi masyarakat adat yang tergantung kepada hutan dan tanah.
“PT Nabire Baru angkat kaki dari tanah adat Yerisiam,” ujar Melianus Duwitau Aktivis Forum Independen Mahasiswa dalam orasi demo damai mendukung Suku Yerisiam mengugat SK No.140 tahun 2008 tentang Izin Usaha PT Nabire Baru di PTUN Jayapura, Selasa (26/1/2016).
Kata Duwitau, perusahaan ini telah melakukan tindakan yang merampas hak-hak masyarakat adat. Perusahaan mencapolok, mencuri dan merusak hutan yang menjadi sumber ekonomi masyarakat. Pencaplokan itu membuat masyarakat kehilangan hutan dan tanah lagi sebagai tempat mencari makan.
“Perusahaan tidak hanya merusak alam, tetapi juga secara tidak langsung membunuh masyarakat. Masyarakat sudah tidak bisa mempertahankan hidup. Sudah begitu, perusahaan tambah dengan tindakan fisik melalui aparat keamanan. Sudah curi membunuh lagi,”tegasnya.
Duwitau meminta masyarakat adat bersatu melakukan penolakan dan pengusiran terhadap PT Nabire Baru. “Perusahaan tidak pikir masyarakat mau mati atau hidup. Dia hanya pikir cari untung. Model ini kita harus usir,” tegasnya.
Nauren Ikinia, aktivis Forum Independen, mewakili perempuan Yerisiam mengatakan tindakan perusahaan yang tidak menghargai hak-ahak masyarakat itu telah menjadi sejarah buruk. Masyarakat akan musnah melalui sistem perusahaan yang hanya memikirkan keuntungan.
“Kita tidak mau kapitalime membunuh kita. Kita tidak mau suatu saat orang cerita tempat ini (Papua) pernah ada orang hitam kulit keriting rambut,” tegasnya menolak PT Nabire Baru beroperasi di Tanah Adat Suku Yerisiam. (Mawel Benny)
Editor : Angela Flassy
Sumber :
COPYRIGHT © JUBI 2015
http://tabloidjubi.com/2016/01/26/pt-nabire-baru-segera-angkat-kaki-dari-tanah-adat-yerisiam/
Berkomentar
Benny Mawel Jan 26, 2016
Jayapura, Jubi – Aktivis yang tergabung dalam Solidaritas Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia mendesak perusahaan kelapa Sawit PT Nabire Baru meningalkan tanah adat Suku Yerisiam Gua. Karena, kehadiran perusahaan mengancam eksistensi masyarakat adat yang tergantung kepada hutan dan tanah.
“PT Nabire Baru angkat kaki dari tanah adat Yerisiam,” ujar Melianus Duwitau Aktivis Forum Independen Mahasiswa dalam orasi demo damai mendukung Suku Yerisiam mengugat SK No.140 tahun 2008 tentang Izin Usaha PT Nabire Baru di PTUN Jayapura, Selasa (26/1/2016).
Kata Duwitau, perusahaan ini telah melakukan tindakan yang merampas hak-hak masyarakat adat. Perusahaan mencapolok, mencuri dan merusak hutan yang menjadi sumber ekonomi masyarakat. Pencaplokan itu membuat masyarakat kehilangan hutan dan tanah lagi sebagai tempat mencari makan.
“Perusahaan tidak hanya merusak alam, tetapi juga secara tidak langsung membunuh masyarakat. Masyarakat sudah tidak bisa mempertahankan hidup. Sudah begitu, perusahaan tambah dengan tindakan fisik melalui aparat keamanan. Sudah curi membunuh lagi,”tegasnya.
Duwitau meminta masyarakat adat bersatu melakukan penolakan dan pengusiran terhadap PT Nabire Baru. “Perusahaan tidak pikir masyarakat mau mati atau hidup. Dia hanya pikir cari untung. Model ini kita harus usir,” tegasnya.
Nauren Ikinia, aktivis Forum Independen, mewakili perempuan Yerisiam mengatakan tindakan perusahaan yang tidak menghargai hak-ahak masyarakat itu telah menjadi sejarah buruk. Masyarakat akan musnah melalui sistem perusahaan yang hanya memikirkan keuntungan.
“Kita tidak mau kapitalime membunuh kita. Kita tidak mau suatu saat orang cerita tempat ini (Papua) pernah ada orang hitam kulit keriting rambut,” tegasnya menolak PT Nabire Baru beroperasi di Tanah Adat Suku Yerisiam. (Mawel Benny)
Editor : Angela Flassy
Sumber :
COPYRIGHT © JUBI 2015
http://tabloidjubi.com/2016/01/26/pt-nabire-baru-segera-angkat-kaki-dari-tanah-adat-yerisiam/