Lokalatih Peningkatan Kapasitas Perempuan Adat dalam Isu HAM dan Lingkungan di Sorong Selatan

Perempuan adat teresklusi dalam proses pengambilan keputusan  atas pemanfaatan tanah dan kekayaan alam di wilayah adatnya, mereka mengalami kekerasan, tersingkir dari ruang hidup dan sumber penghidupannya. Semua itu boleh terjadi karena struktur sosial di dominasi oleh laki-laki dan anggapan miring terhadap keberadaan dan hak-hak Perempuan Adat.

Padahal Perempuan Adat turut berperan dalam membela dan mengamankan tanah dan hutan adat dari tekanan negara dan perampasan korporasi.

Dalam kerangka memperkuat daya juang dan mengembangkan kapasitas Perempuan Adat untuk membela, memperjuangkan dan mengamankan hak-haknya, maka Yayasan Pusaka Bentala Rakyat melakukan Lokakarya dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Perempuan Adat dalam Isu HAM dan Lingkungan di Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, pada 15 – 17 November 2021, dengan menghadirkan Fasilitator dari Pdt. Magdalena Kafiar, aktifis Papuan Woman Working Group dan KPKC GKI di Tanah Papua.

Lokalatih diikuti sebanyak 35 peserta, terdiri dari perwakilan komunitas, organsiasi masyarakat adat dan aktifis Perempuan Adat berasal dari Distrik Kais, Teminabuan, Saifi, Seremuk, Moswaren, dan Konda. Kebanyakan peserta komunitas merupakan warga yang terdampak bisnis perkebunan kelapa sawit dan pembalakan kayu.

Forum ini juga menjadi wadah solidaritas dan lingkar belajar pembelaan hak perempuan.

Ank, Nov 2021

You may also like

Leave a Comment

* By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy